
8 Deretan Pemilik Televisi Swasta Di Indonesia Yang Tajir Melintir
Sejumlah televisi swasta dinyatakan ilegal gara-gara masih menyiarkan siaran analog. Pemerintah memberlakukan kebijakan pemadaman siaran televisi analog atau analog switch off (ASO) per 2 November 2022 lalu.
Selain di Jabodetabek, ASO akan ditunaikan di 514 kabupaten/kota di Indonesia. Berdasarkan knowledge Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), kala ini migrasi siaran TV analog ke digital sudah ditunaikan di delapan kabupaten/kota di empat wilayah siaran.
Beberapa televisi analog itu dimiliki sejumlah konglomerat Indonesia, keliru satunya Hary Tanoesudibjo yang memiliki rencana menggugat pemerintah ke pengadilan. Berikut konglomerat pemilik stasiun TV swasta nasional:
1. Hary Tanoesoedibjo
TV:
- RCTI
- Global TV
- MNC TV
- iNews
Harry Tanoe diketahui punyai sebagian stasiun TV di Indonesia melalui jaringan MNC Media. Saluran TV milik Harry Tanoe ini melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) sejak 2007.
Baca Juga : 8 Acara Televisi Paling Mendidik untuk Anak-Anak
Saat ini, MNCN punyai kapitalisasi pasar sebesar Rp12,77 triliun di BEI. Saham MNCN tercatat ditutup stagnan terhadap penutupan perdagangan Jumat (5/11/2022) di level 815 per saham. Harry Tanoe di dalam unggahan Instagramnya diketahui menghentikan siaran analognya di Jabodetabek tapi secara sejalan akan menggugat secara perdata ketetapan tersebut.
2. Eddy Kusnadi Sariaatmadja
TV:
- SCTV
- Indosiar
Eddy Kusnadi Sariaatmadja punyai dua stasiun TV yakni SCTV dan Indosiar yang di awalnya bersiaran analog. SCTV dan Indosiar tercatat melantai di bursa melalui PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA).
SCMA mencatatkan sahamnya di BEI terhadap 2002, bersama PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) bertindak sebagai perusahaan pengendali. SCMA kala ini punyai kapitalisasi pasar Rp17,75 triliun. Saham SCMA tercatat ditutup naik 0,84 prosen ke level 240 per saham terhadap penutupan perdagangan Jumat (5/11/2022).
3. Aburizal Bakrie
TV:
- TvOne
- ANTV
Aburizal Bakrie punyai dua televisi melalui PT Visi Media Asia Tbk. (VIVA) dan entitas anaknya, PT Intermedia Capital Tbk. (MDIA). Stasiun TV yang berada di bawah VIVA adalah tvOne, kala ANTV berada di bawah MDIA melalui entitas anaknya PT Cakrawala Andalas Televisi.
VIVA memberikan kedua stasiun TV mereka sudah menghentikan siaran analognya terhadap 3 November 2022 dan sejak Rabu (2/11/2022) pukul 24.00 WIB sudah bersiaran secara digital sampai kala ini. Adapun saham VIVA punyai kapitalisasi pasar Rp823 miliar dan stagnan perdagangannya sehabis sempat disuspensi oleh BEI.
BEI beri tambahan notasi spesifik X dan Y ke saham VIVA. Sementara itu, saham MDIA punyai kapitalisasi pasar Rp2,04 triliun, bersama saham yang diperdagangkan stagnan di level 52. Sama seperti VIVA, saham MDIA diberikan notasi spesifik X dan Y oleh BEI akibat belum menggelar RUPS sepanjang 6 bulan.
4. Agus Lasmono
TV:
- Net TV
Agus Lasmono merupakan generasi penerus Grup Indika. Grup Indika yang dibangun oleh Sudwikatmono lebih dikenal sebagai penambang batu bara. Akan tetapi, di luar bisnis komoditas Grup Indika punyai stasiun televisi Net TV.
Net TV tercatat melantai di Bursa melalui PT Net Visi Media Tbk. (NETV) terhadap 26 Januari th. ini. Adapun berdasarkan prospektusnya, pengendali Net TV adalah PT Sinergi Lintas Media yang dikendalikan Agus Lasmono.
Selain di Net TV, Agus terhitung merupakan Komisaris Utama di perusahaan https://www.salemoregontowing.com/ tambang PT Indika Energy Tbk. (INDY). Pada penutupan perdagangan kemarin, saham NETV terpantau ditutup naik 0,88 prosen ke level 230. NETV punyai kapitalisasi pasar Rp5,39 triliun. NETV Chart by TradingView
5. Surya Paloh
TV:
- Metro TV
Metro TV merupakan bagian bisnis dari Media Group Network, melalui entitasnya PT Media Televisi Indonesia. Metro TV mengudara untuk pertama kalinya terhadap 25 November 2000, sehabis diberikan izin lakukan siaran setahun sebelumnya. Metro TV jadi stasiun televisi berita 24 jam perama di Indonesia.
6. Chairul Tanjung
TV:
- Trans TV
- Trans 7
Konglomerat Chairul Tanjung masuk di dalam daftar ini gara-gara punyai dua stasiun TV melalui PT Trans Media Corpora yang di awalnya lakukan siaran analog. Kedua stasiun TV berikut adalah Trans TV dan Trans 7.
Trans TV tercatat sudah bersiaran sejak 25 Oktober 2001, sedangkan Trans 7 pertama kali bersiaran terhadap 25 November 2001 melalui nama TV7 yang di awalnya dimiliki oleh Grup Kompas Gramedia.
7. Jakob Oetama (almarhum)
TV:
- Kompas TV
Konglomerat lain yang punyai stasiun televisi adalah Jakob Oetama melalui Kompas TV. Sebelum Kompas TV, Jakob sempat punyai stasiun TV7 yang dijual kepemilikannya ke taipan Chairul Tanjung. Kompas TV diluncurkan terhadap 9 September 2011 bersama acara berbasis hiburan. Namun, perlahan terhadap 2016 acara Kompas TV berbasis berita sampai kala ini.
8. Peter Sondakh
TV:
- RTV
Konglomerat Peter Sondakh terhitung diketahui punyai saluran televisi melalui Rajawali Televisi atau kerap disingkat RTV. RTV dimiliki oleh Rajawali Corpora. RTV meluncur pertama kali 1 November sebagai B-Channel, lantas terhadap 3 Mei 2014 meluncur sebagai RTV. Saat ini program RTV difokuskan untuk hiburan dan acara keluarga.